Category: | Music |
Genre : | Alternative Rock |
Petir.cs : | KEMANAKAH SLANK-KU YANG DULU |
Sebelum anda membaca tulisan ini, ijinkan gue memohon maaf yang sebesar-besarnya terhadap seluruh SLANKERS di tanah air. Bukan maksud gue mendiskreditkan band idola anda, namun gue hanya ingin mengungkapkan rasa kekecewaan gue terhadap band yang dulu juga menjadi idola gue.
Ketika gue masih duduk di bangku SMPN 138. gue adalah salah satu siswa SMP yang adalah penggemar berat Slank, walau gue tidak pernah bergabung secara keseluruhan terhadap apa yang sekarang disebut dengan nama Slankers. Gue sangat suka band itu karena menurut gue, apa yang dimiliki oleh Slank, juga adalah impian gue ketika masih di SMP dulu.
Gue memiliki sebuah grup band bersama teman-teman sekolah gue. Kami juga band sekolah yang sering tampil di beberapa acara, baik yang diadakan di sekolah maupun acara-acara di luar sekolah. saat Slank mengeluarkan album keduanya bertajuk “Kampungan,” ketika itu gue pas duduk di kelas 1 SMP. gue beli kaset dari album tersebut dan coba gue dengarkan dengan baik dan gue baca semua tulisan yang terdapat pada sampul kaset tersebut. Dari situ akhirnya gue tahu bahwa Slank awalnya juga adalah band sekolah.
Gue sangat suka semua lagu yang ada di dalam album Slank, terutama lagu yang berjudul “Terlalu Manis” Bahkan lagu Slank yang berjudul “Ladies Night Di Ebony” adalah lagu pertama yang gue pelajari ketika gue pertama kali belajar memainkan alat musik BASS. Banyak teman gue yang terkagum-kagum melihat gue memainkan lagu itu, sebab sebagai seorang pemain musik yang sangat pemula, gue mampu memainkan lagu itu dengan style yang sama dengan style yang dimiliki oleh Bongky Slank. Itu semua dapat gue lakukan karena gue memang belum memiliki style permainan sendiri makanya gue mampu memainkan lagu itu dengan style yang dimiliki oleh Bongky slank.
Menurut gue, Slank adalah sebuah band sekolah yang hebat karena mampu menciptakan lagu yang luar biasa walau saat itu gue tau bahwa Slank sudah melangkah ke arah profesional. Salah satu lagu Slank yaitu “Terlalu Manis, Mawar Merah dan Tonk Kosong” malah hingga sekarang dianggap lagu abadi oleh tidak hanya para Slankers tapi juga oleh seluruh anak muda di Indonesia. Hingga sekarang juga lagu itu masih melekat erat di ingatan anak muda Indonesia.
Slank yang telah kehilangan jati dirinya
Pada suatu kesempatan, Slank tampil di Televisi dan ditanya oleh sang pembawa acara, kapankah masa keemasan bagi Slank, ketika itu Kaka menjawab bahwa Slank mengalami masa keemasan ketika Slank menelurkan album ketiganya. Menurut gue justru Slank mengalami masa keemasannya bukan saat menelurkan album ketiga, tapi pada saat mengeluarkan album kedua. Inilah saat Slank berada di puncak populasritasnya.
Mengapa gue berpendapat demikian? Karena ketika Slank mengeluarkan album ketiga, gue sudah mendengar selentingan yang mengatakan bahwa Pay, sang pencabik gitar Slank akan keluar dari group band yang sudah membesarkan namanya itu. Gue juga dengar kalau Pay merasa kecewa terhadap Bimbim dan Kaka yang sudah terlalu jauh terlibat dalam penggunaan Narkoba. Jadi saat itu sebenarnya sudah bukan masa keemasan lagi bagi Slank. Tapi karena saat itu Slank masih terikat kontrak dengan perusahaan rekaman, makanya Pay terpaksa menunda keputusannya untuk keluar dari groupnya tersebut.
Pada awalnya gue berpikir bahwa keputusan Pay untuk keluar dari Slank hanya sebuah ancaman kosong dari Pay terhadap Slank, namun Pay akhirnya menunjukkan bahwa pernyataannya itu benar setelah Slank selesai mengerjakan album kelima. Pay benar-benar keluar dari Slank.
Setelah Pay keluar dari Slank, gue merasa bahwa gue telah kehilangan IDOLA GUE. Slank sepeninggal Pay, bukan lagi band seperti band yang pernah gue idolakan dulu. Musik telah berubah total. Sebenarnya hal ini bisa gue maklumi, sebab tidak hanya Pay yang meninggalkan Slank, tapi juga Bongky dan Indra juga ikut keluar. Memang sebuah band akan kehilangan warna musiknya bila sudah ditinggalkan oleh tiga personilnya. Jangankan Slank, band dari luar negeri sono juga bakal mengalami perubahan warna musik bila sudah ditinggalkan oleh tiga personilnya.
Yang gue sesalkan dari Slank sepeninggal Pay dkk adalah, kenapa yang berubah tidak hanya warna musiknya tapi juga kwalitas musiknya. Lagu ciptaan mereka sudah sangat jauh berubah kwalitasnya dari lagu-lagu ciptaan mereka sebelum Pay hengkang dari group itu. Coba anda simak lagu-lagu Slank dari albumnya yang terdahulu dan bandingkan dengan lagu-lagu ciptaannya yang ada sekarang. Sudah sangat jauh berbeda. Inilah yang memicu kekecewaan gue terhadap idola gue tersebut.
Tidak hanya kwalitas musiknya, tapi juga kwalitas para personilnya juga sudah mengalami kemunduran. Kaka bahkan sudah kehilangan suara emasnya dulu sementara Bimbim sudah kehilangan permainan emas drumnya dulu. Kemana Slank-ku yang dulu. Kenapa Slank sangat jauh dari apa yang gue harapkan sepeninggal Pay. Kaka yang dulu memiliki suara yang dapat melengking, sekarang hanya dapat mengandalkan suara kepala untuk dapat tetap menyanyikan lagu-lagunya dari album terdahulunya. Sementara Bimbim, gebukan drumnya tak sebrat dulu. Ia hanya mampu mengandalkan sound system tangguh agar gebukan drumnya dapat didengar oleh telinga penggemarnya, tak lagi mengandalkan power tekanan terhadap pukulannya pada head drumnya.
Gue sangat kecewa dengan lagu-lagu Slank yang sekarang yang walau tidak melupakan gaya slengeannya, tapi sudah melupakan kwalitas dari musiknya itu sendiri. Sepertinya Slank sudah sangat terlena oleh kehebatan para fansnya yang sangat setia tetap mendukung mereka walau mereka tahu mereka sudah tidak mampu lagi menciptakan lagu-lagu yang luar biasa seperti dulu.
Simak saja lagu-lagu Slank sejak album keenam hingga sekarang. Slank tidak lagi mampu menciptakan satu lagu yang dapat dianggap sebagai lagu abadi oleh para Slankers atau oleh anak muda yang bukan menyatakan diri sebagai Slankers. Slank bahkan sudah kehilangan jati dirinya yang dulu. Tema lagunya tidak lagi luas seperti dulu. Lagu yang bertemakan kritik pedas terhadap orang-orang yang tidak menghargai gaya hidup slengean, kurang mengena dan ceritanya menjadi ngambang. Apa yang sebenarnya terjadi terhadap Slank saat ini? Sadarkah mereka bahwa mereka telah ditinggalkan oleh bakat luar biasa yang dulu mereka miliki..????
mungkin hanya Bimbim dan Kaka yang bisa menjawabnya!
SUSUNAN ALBUM SLANK
1990 - Suit-Suit….Hehehe (Gadis Sexy)
1991 - Kampungan
1993 - Piss
1995 - Generasi Biru
1996 - Minoritas
1996 - Lagi Sedih
1997 - Tujuh
1998 - Mata Hati Reformasi
1999 - 999
2001 - Virus
2003 - Satu Satu
2003 - Bajakan!
2004 - Road to Peace
2005 - Plur
2006 - Slankisme
2007 - Slow But Sure
2007 – Original Soundtrack “Get Married”
PISS - LOVE - UNITY - RESPECT
Sukses terus buat SLANK dan para SLANKERS INDONESIA..
Mau tau sampul album - album SLANK...... Klik disini
Ketika gue masih duduk di bangku SMPN 138. gue adalah salah satu siswa SMP yang adalah penggemar berat Slank, walau gue tidak pernah bergabung secara keseluruhan terhadap apa yang sekarang disebut dengan nama Slankers. Gue sangat suka band itu karena menurut gue, apa yang dimiliki oleh Slank, juga adalah impian gue ketika masih di SMP dulu.
Gue memiliki sebuah grup band bersama teman-teman sekolah gue. Kami juga band sekolah yang sering tampil di beberapa acara, baik yang diadakan di sekolah maupun acara-acara di luar sekolah. saat Slank mengeluarkan album keduanya bertajuk “Kampungan,” ketika itu gue pas duduk di kelas 1 SMP. gue beli kaset dari album tersebut dan coba gue dengarkan dengan baik dan gue baca semua tulisan yang terdapat pada sampul kaset tersebut. Dari situ akhirnya gue tahu bahwa Slank awalnya juga adalah band sekolah.
Gue sangat suka semua lagu yang ada di dalam album Slank, terutama lagu yang berjudul “Terlalu Manis” Bahkan lagu Slank yang berjudul “Ladies Night Di Ebony” adalah lagu pertama yang gue pelajari ketika gue pertama kali belajar memainkan alat musik BASS. Banyak teman gue yang terkagum-kagum melihat gue memainkan lagu itu, sebab sebagai seorang pemain musik yang sangat pemula, gue mampu memainkan lagu itu dengan style yang sama dengan style yang dimiliki oleh Bongky Slank. Itu semua dapat gue lakukan karena gue memang belum memiliki style permainan sendiri makanya gue mampu memainkan lagu itu dengan style yang dimiliki oleh Bongky slank.
Menurut gue, Slank adalah sebuah band sekolah yang hebat karena mampu menciptakan lagu yang luar biasa walau saat itu gue tau bahwa Slank sudah melangkah ke arah profesional. Salah satu lagu Slank yaitu “Terlalu Manis, Mawar Merah dan Tonk Kosong” malah hingga sekarang dianggap lagu abadi oleh tidak hanya para Slankers tapi juga oleh seluruh anak muda di Indonesia. Hingga sekarang juga lagu itu masih melekat erat di ingatan anak muda Indonesia.
Slank yang telah kehilangan jati dirinya
Pada suatu kesempatan, Slank tampil di Televisi dan ditanya oleh sang pembawa acara, kapankah masa keemasan bagi Slank, ketika itu Kaka menjawab bahwa Slank mengalami masa keemasan ketika Slank menelurkan album ketiganya. Menurut gue justru Slank mengalami masa keemasannya bukan saat menelurkan album ketiga, tapi pada saat mengeluarkan album kedua. Inilah saat Slank berada di puncak populasritasnya.
Mengapa gue berpendapat demikian? Karena ketika Slank mengeluarkan album ketiga, gue sudah mendengar selentingan yang mengatakan bahwa Pay, sang pencabik gitar Slank akan keluar dari group band yang sudah membesarkan namanya itu. Gue juga dengar kalau Pay merasa kecewa terhadap Bimbim dan Kaka yang sudah terlalu jauh terlibat dalam penggunaan Narkoba. Jadi saat itu sebenarnya sudah bukan masa keemasan lagi bagi Slank. Tapi karena saat itu Slank masih terikat kontrak dengan perusahaan rekaman, makanya Pay terpaksa menunda keputusannya untuk keluar dari groupnya tersebut.
Pada awalnya gue berpikir bahwa keputusan Pay untuk keluar dari Slank hanya sebuah ancaman kosong dari Pay terhadap Slank, namun Pay akhirnya menunjukkan bahwa pernyataannya itu benar setelah Slank selesai mengerjakan album kelima. Pay benar-benar keluar dari Slank.
Setelah Pay keluar dari Slank, gue merasa bahwa gue telah kehilangan IDOLA GUE. Slank sepeninggal Pay, bukan lagi band seperti band yang pernah gue idolakan dulu. Musik telah berubah total. Sebenarnya hal ini bisa gue maklumi, sebab tidak hanya Pay yang meninggalkan Slank, tapi juga Bongky dan Indra juga ikut keluar. Memang sebuah band akan kehilangan warna musiknya bila sudah ditinggalkan oleh tiga personilnya. Jangankan Slank, band dari luar negeri sono juga bakal mengalami perubahan warna musik bila sudah ditinggalkan oleh tiga personilnya.
Yang gue sesalkan dari Slank sepeninggal Pay dkk adalah, kenapa yang berubah tidak hanya warna musiknya tapi juga kwalitas musiknya. Lagu ciptaan mereka sudah sangat jauh berubah kwalitasnya dari lagu-lagu ciptaan mereka sebelum Pay hengkang dari group itu. Coba anda simak lagu-lagu Slank dari albumnya yang terdahulu dan bandingkan dengan lagu-lagu ciptaannya yang ada sekarang. Sudah sangat jauh berbeda. Inilah yang memicu kekecewaan gue terhadap idola gue tersebut.
Tidak hanya kwalitas musiknya, tapi juga kwalitas para personilnya juga sudah mengalami kemunduran. Kaka bahkan sudah kehilangan suara emasnya dulu sementara Bimbim sudah kehilangan permainan emas drumnya dulu. Kemana Slank-ku yang dulu. Kenapa Slank sangat jauh dari apa yang gue harapkan sepeninggal Pay. Kaka yang dulu memiliki suara yang dapat melengking, sekarang hanya dapat mengandalkan suara kepala untuk dapat tetap menyanyikan lagu-lagunya dari album terdahulunya. Sementara Bimbim, gebukan drumnya tak sebrat dulu. Ia hanya mampu mengandalkan sound system tangguh agar gebukan drumnya dapat didengar oleh telinga penggemarnya, tak lagi mengandalkan power tekanan terhadap pukulannya pada head drumnya.
Gue sangat kecewa dengan lagu-lagu Slank yang sekarang yang walau tidak melupakan gaya slengeannya, tapi sudah melupakan kwalitas dari musiknya itu sendiri. Sepertinya Slank sudah sangat terlena oleh kehebatan para fansnya yang sangat setia tetap mendukung mereka walau mereka tahu mereka sudah tidak mampu lagi menciptakan lagu-lagu yang luar biasa seperti dulu.
Simak saja lagu-lagu Slank sejak album keenam hingga sekarang. Slank tidak lagi mampu menciptakan satu lagu yang dapat dianggap sebagai lagu abadi oleh para Slankers atau oleh anak muda yang bukan menyatakan diri sebagai Slankers. Slank bahkan sudah kehilangan jati dirinya yang dulu. Tema lagunya tidak lagi luas seperti dulu. Lagu yang bertemakan kritik pedas terhadap orang-orang yang tidak menghargai gaya hidup slengean, kurang mengena dan ceritanya menjadi ngambang. Apa yang sebenarnya terjadi terhadap Slank saat ini? Sadarkah mereka bahwa mereka telah ditinggalkan oleh bakat luar biasa yang dulu mereka miliki..????
mungkin hanya Bimbim dan Kaka yang bisa menjawabnya!
SUSUNAN ALBUM SLANK
1990 - Suit-Suit….Hehehe (Gadis Sexy)
1991 - Kampungan
1993 - Piss
1995 - Generasi Biru
1996 - Minoritas
1996 - Lagi Sedih
1997 - Tujuh
1998 - Mata Hati Reformasi
1999 - 999
2001 - Virus
2003 - Satu Satu
2003 - Bajakan!
2004 - Road to Peace
2005 - Plur
2006 - Slankisme
2007 - Slow But Sure
2007 – Original Soundtrack “Get Married”
PISS - LOVE - UNITY - RESPECT
Sukses terus buat SLANK dan para SLANKERS INDONESIA..
Mau tau sampul album - album SLANK...... Klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar